Strategi Gereja Mentransformasi Konflik Kristen-Islam Menjadi Perdamaian di Gereja GKPPD Tuhtuhen, Aceh Singkil

Authors

  • Brian Aston Gea Gereja Methodist Indonesia
  • Jungjungan Simorangkir Institut Agama Kristen Negeri Tarutung
  • Johari Manik Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Keywords:

Kata-kata kunci: Konflik, transformasi, perdamaian, kasih, pengampunan, Islam, Kristen

Abstract

Abstrak: Penelitian ini merupakan analisis terhadap konflik yang terjadi di Kabupaten Aceh Singkil pada tanggal 13 Oktober 2015, untuk mencari strategi transformasi konflik yang praksis dan berkelanjutan dengan menggunakan teori konflik Kenneth E.Boulding sebagai landasan teori penelitian. Penelitian dilakukan bersifat kualitatif yang meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk memperoleh data yang konstruktif mengenai konflik yang terjadi. Metode deskriptif-sosiologi akan dimanfaatkan untuk menjelaskan secara sistematis akar konflik dan menawarkan strategi perdamaian sebagai upaya mentransformasi konflik umat beragama yang terjadi di Aceh Singkil. Dari proses penelitian, ditemukan berbagai persoalan yang tumpang-tindih sebagai penyebab konflik dan menyebabkan kerusakan rumah ibadah (Gereja), korban luka, meninggal, dan ribuan umat Kristen mengungsi. Peristiwa konflik diawali aksi demonstrasi kelompok Islam fanatis yang menuntut pemerintah untuk menertibkan Gereja-gereja yang disinyalir melanggar ikrar perdamaian umat Islam dan Kristen pada tahun 1979 dan 2001, serta Qanun Aceh (Pergub Aceh no. 25 Tahun 2007). Akan tetapi, dibalik tuntutan itu terdapat nuansa politik identitas yang terjadi. Akibatnya slogan masyarakat Aceh Singkil yaitu “kami berdamai karena klan dan marga” tidak lagi menjadi pemersatu masyarakat yang plural. Pada akhirnya, strategi transformasi konflik menjadi perdamaian yang praksis akan dibangun berdasarkan teori perdamaian Henri Nouwen berlandaskan pada konsep Misi Allah yang melewati batas-batas kebencian, permusuhan, agama, budaya dan kemiskinan. Sikap untuk hidup dalam kasih dan pengampunan serta pendidikan moderasi beragama adalah jawaban untuk menghadapi penderitaan akibat konflik yang terjadi.

References

Agung, M. N. (2015). Berteologi Perdamaian Ala Henri Nouwen (Reaktualisasi Pesan Teologi Damai Sejahtera Dalam Melawan Kekerasan). Jurnal Pax Humada, Vol.2, No.2.

Ahmad, H. A. (2016). Resolusi Konflik Keagamaan Di Aceh Singkil Dalam Perspektif Budaya Dominan. Jurnal Harmoni, Vol.15, No.3, 46.

Akbar, A., & Zainal. (2018). Kontradiktif Kebijakan Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil Tentang Izin Pendirian Gereja. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol.3, No.3, 11.

Aritonang, H. D. (2021). Kehadiran Allah Di Tengah Penderitaan Aceh Singkil. Jurnal Gema Teologi, Vol. 6, No.1

Bilkis, M. N. (2015). Din Syamsuddin Kecam Pembakaran Gerejadi Aceh Singkil.

Fairusy, M. al. (2016). Menjadi Singkel Menjadi Aceh, Menjadi Aceh Menjadi Islam. Jurnal Sosiologi USK, Vol.9, No.1, 20–27.

Hartani, M., & Nulhaqim, Soni. A. (2020). Analisis Konflik Antar Umat Di Aceh Singkil. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik, Vol.2, No.2, 96–97.

Ismail, F. (2012). Republik Bhinneka Tunggal Ika: Mengurai Isu-Isu Konflik, Multikulturalisme, Agama Dan Sosial Budaya. Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI.

Jubba, H. (2019). Kontestasi Identitas Agama: Lokalitas Spiritual Di Indonesia. The Phinisi Press.

Laisilia, L. (2015). PBNU kecam Kecam Pelaku Pembakaran Gereja di Aceh Singkil.

Primadyta, S. (2015). PGI duga kerusuhan Aceh Singkil disengaja.

Panduan Memetakan Konflik, (2008).

Sarilomo Sinamo. (2021). Wawancara.

St Lisi Sarifuddin Berutu. (2021). Wawancara.

Suwendra, I. W. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Ilmu Sosial, Pendidikan, Kebudayaan dan Keagamaan. Nilacakra.

Trijono, lambang, & dkk. (2004). Potret Retak Nusantara: studi kasus konflik di Indonesia. CSPS Books.

Tumanggor, B. (2021). Wawancara.

Wink, W. (ed). (2012). Damai Adalah Satu-satunya Jalan. BPK-GM.

Downloads

Published

31-10-2022

Issue

Section

Articles