Gondang Hasapi dalam Liturgi Gereja HKBP Yogyakarta

Authors

  • Rowilson Nadeak Institut agama kristen Negeri Tarutung

Keywords:

Gondang Hasapi, inculturation.

Abstract

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gondang Hasapi dalam tata kebaktian Gereja HKBP Yogyakarta tentu saja mempunyai peranan-peranan yang sangat signifikan bagi masyarakat pendukungnya Peranan-peranan tersebut yaitu sebagai pekengkap ritus religi, sebagai media propaganda agama, sebagai hiburan, sebagai pengikat solidaritas sosial, sebagai presentasi estetis, sebagai identitas komunal serta sebagai pengungkapan makna simbolik. Hal tersebut menjadikan ansambel Gondang Hasapi sangat dibutuhkan oleh masyrakatnya. Penelitian ini menggunakan  metode deskripsi analitis, yaitu dengan memaparlan gambaran musik gondang hasapi dalam tata kebaktian Gereja HKBP Yogyakarta dengan Konsepsi- konsepsinya secara utuh menjaga dan menyeimbangkan serta menjaga kelangsungan tradisi bahkan juga setelah kedatangan agama Kristen di tanah ini berberapa adat dan tradisinya melebur dan terinkulturasi secara bersama. Fenomena inkulturasi ini berlangsung dalam berbagai sektor kehidupannya pula dan pada penulisan ini disoroti tentang inkulturasi yang terjadi dalam tataran musik liturgi pada masyarakat Batak urban di Yogyakarta.

Kata Kunci: Gondang Hasapi, inkulturasi.

Abstract

This study aims to find out Gondang Hasapi in the HKBP Yogyakarta Church service, of course, has very significant roles for the supporting community. These roles are as a complement to religious rites, as a medium of religious propaganda, as entertainment, as a binder of social solidarity, as a presentation. aesthetics, as a communal identity and as a symbolic expression of meaning. This makes the Gondang Hasapi ensemble very much needed by the community. This study uses an analytical description method, namely by exposing the image of gondang hasapi music in the worship service of the Yogyakarta HKBP Church with its conceptions as a whole, maintaining and balancing and maintaining the continuity of tradition even after the arrival of Christianity in this land some of its customs and traditions were merged and inculturated in together. This inculturation phenomenon takes place in various sectors of life as well and this paper focuses on the inculturation that occurs at the level of liturgical music in the urban Batak community in Yogyakarta.

Downloads

Published

30-04-2021

Issue

Section

Articles